Belajar Komputer Itu Mudah!

Belajar Komputer Itu Mudah!
Oleh Agoez Perdana - 27 November 2013
BERBAGI Facebook Twitter 

Alah Bisa Karena Terpaksa

PEPATAH ITU MUNGKIN TEPAT UNTUK MENGGAMBARKAN BAGAIMANA SAYA, DALAM BAHASA YANG PALING SEDERHANA “MAMPU MENGOPERASIKAN KOMPUTER”

Awal mula saya menggunakan komputer, ketika mendapat hibah komputer bekas yang tidak terpakai dari paman saya; sebuah komputer generasi Processor Intel 486DX2 IBM PC Compatible, jauh sebelum Intel pada akhirnya mengenalkan teknologi Pentium.

Komputer itu di lengkapi dengan memory RAM 4 MB, Hard Disk 120 MB, dan Disk Drive dengan dua Floppy Disk 5.25”, layarnya pun hanya 16 warna. Untuk menghidupkan komputer itu butuh sistem operasi DOS 6.0 dan program aplikasi macam Word Star 6.0, Lotus 123, dan tak ketinggalan dBase 3+. Komputer itu belum menggunakan interface mouse (tetikus). Belakangan komputer itu akhirnya di install Windows 3.11 yang lebih user friendly.

komputer-jadul
Komputer Intel 486DX2
Masa itu saya mempelajari semua hal tentang komputer secara otodidak, tak ada yang (mau) mengajari dan untuk kursus komputer pun tak punya uang. Walhasil, saya belajar dari buku-buku komputer yang saya beli di Gramedia dan langsung mempraktekkannya.

Berhubung komputer bekas hibah paman saya itu akhirnya wafat karena sudah uzur, maka saya pun harus merogoh kocek 1000 perjam untuk belajar di rental-rental komputer yang banyak di jumpai di sekitaran kampus Universitas Sumatera Utara. Rental komputer kala itu masih menggunakan komputer Intel Pentium I, yang masih menggunakan Windows 95 (sebagian sudah Windows 98) dan Microsoft Office 97.

kegunaan_lain_dari_komputer_jadul
Komputer bekas jangan dibuang, bisa dibuat tempat panggangan sate 😀
Bermodal buku yang saya beli di Gramedia, saya belajar Microsoft Word. Mulai belajar bagaimana mengetik surat, merapikan paragraf, menyimpan file, print dokumen, dll.

Di era sekitar tahun 1998, warung internet pun mulai bermunculan di kota saya, Medan. Ketika itu hanya kalangan tertentu saja yang mampu mengoperasikan internet. Saya pun tak mau ketinggalan  menjelajahi dunia maya. Kebetulan saya punya banyak teman beretnis tionghoa, yang demen banget ngetem di warnet berjam-jam. Kala itu kalau tidak salah warnet mematok tarif 4000 – 5000 perjam. Lumayan mahal untuk kantong mahasiswa, paling sanggup main satu jam saja.

Saya memperhatikan mereka bagaimana menggunakan email, browsing, dan waktu itu lagi booming chatting via mIRC. Sejak itu saya dapat di katakan keranjingan internet dan selalu menyisihkan uang untuk sekedar berselancar di dunia maya.

mirc
Jauh sebelum wabah Facebook muncul yang membuat banyak orang menjadi adiktif, sebelumnya sudah ada mIRC loh! 😀
Nah, ketika awal saya mulai masuk bekerja di dunia broadcast, sumber informasi sangat banyak di dapatkan dari internet.

Pengetahuan komputer dan internet yang saya dapatkan secara otodidak ternyata langsung terasa manfaatnya ketika saya terjun ke dunia kerja.

Saya tak canggung lagi ketika harus bekerja di depan komputer, walau dalam membuat laporan Excel dan presentasi Power Point saya harus (sekali lagi) belajar secara otodidak, karena tuntutan pekerjaan.

acer
Komputer masa sekarang yang lebih dikenal dengan komputer jinjing (laptop)


KINI, SAYA RUTIN MENULARKAN PENGETAHUAN TENTANG KOMPUTER DAN INTERNET SERTA SEMANGAT UNTUK BELAJAR TANPA PANTANG MENYERAH, WALAUPUN DENGAN KETERBATASAN SECARA MATERI; KEPADA SIAPA SAJA YANG JUGA AWALNYA PUNYA KETERBATASAN SEPERTI SAYA.

Comments

Popular posts from this blog

BELAJAR KOMPUTER ASYIK...!

SISWA-SISWI SD NEGRI MELUNG BELAJAR KOMPUTER

BELAJAR KOMPUTER